Seni Rupa
Indonesia Modern
Istilah “modern” dalam seni rupa Indonesia yaitu betuk dan perwujudan seni yang terjadi akibat dari pengaruh kaidah seni Barat / Eropa. Dalam perkembangannya sejalan dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan
Istilah “modern” dalam seni rupa Indonesia yaitu betuk dan perwujudan seni yang terjadi akibat dari pengaruh kaidah seni Barat / Eropa. Dalam perkembangannya sejalan dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan
1.
Masa Perintis
Dimulai dari prestasi Raden Saleh Syarif Bustaman (1807 – 1880), seorang seniman Indonesia yang belajar kesenian di eropa dan sekembalinya di Indonesia ia menyebarkan hasil pendidikannya. Kemudian Raden Saleh dikukuhkan sebagai bapak perintis seni lukisan modern
Dimulai dari prestasi Raden Saleh Syarif Bustaman (1807 – 1880), seorang seniman Indonesia yang belajar kesenian di eropa dan sekembalinya di Indonesia ia menyebarkan hasil pendidikannya. Kemudian Raden Saleh dikukuhkan sebagai bapak perintis seni lukisan modern
Dengan gaya Romantisme yaitu suatu
gaya lukisan yang penuh perasaan yang dilebih-lebihkan
BERBURU Banteng. Itulah judul salah satu lukisan legendaris hasil
karya Raden Saleh Syarif Bustaman (1807 – 1880),
Raden Saleh, Banteng melawan Singa
2.
Masa seni lukis Indonesia jelita / moei (1920 – 1938)
Ditandai dengan hadirnya sekelompok pelukis barat yaitu Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smite, R. Locatelli dan lain – lain. Ada beberapa pelukis Indonesia yang mengikuti kaidah / teknik ini antara lain: Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi dan Wahid Somantri
Ditandai dengan hadirnya sekelompok pelukis barat yaitu Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smite, R. Locatelli dan lain – lain. Ada beberapa pelukis Indonesia yang mengikuti kaidah / teknik ini antara lain: Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi dan Wahid Somantri
Pada masa ini lukisan selalu
mengambil obyek yang indah-indah penuh kesejukan dan kedamaian seperti obyek
pemandangan, model-model perempuan yang cantik jelita
Basuki_abdullah_balinese beauty.jpg
3.
Masa PERSAGI (1938 – 1942)
PERSAGI (Peraturan Ahli Gambar Indonesia) didirikan tahun 1938 di Jakarta yang diketuai oleh Agus Jaya Suminta dan sekretarisnya S. Sujoyono, sedangkan anggotanya Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S, Tutur, Emira Sunarsa (pelukis wanita pertama Indonesia) PERSAGI bertujuan agar para seniman Indonesia dapat menciptakan karya seni yang kreatif dan berkepribadan Indonesia dengan mengacu kepada karakter masing-masing pelukis.
PERSAGI (Peraturan Ahli Gambar Indonesia) didirikan tahun 1938 di Jakarta yang diketuai oleh Agus Jaya Suminta dan sekretarisnya S. Sujoyono, sedangkan anggotanya Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S, Tutur, Emira Sunarsa (pelukis wanita pertama Indonesia) PERSAGI bertujuan agar para seniman Indonesia dapat menciptakan karya seni yang kreatif dan berkepribadan Indonesia dengan mengacu kepada karakter masing-masing pelukis.
4.
Masa Pendudukan Jepang (1942 – 1945)
Pada jaman Jepang para seniman Indonesia disediakan wadah pada balai kebudayaan Keimin Bunka Shidoso. Para seniman yang aktif ialah: Agus Jaya, Otto Jaya, Zaini, Kusnadi dll. Kemudian pada tahun 1945 berdiri lembaga kesenian dibawah naungan POETRA (Pusat tenaga Rakyat) oleh empat sekawan: Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH. Mansur
Pada jaman Jepang para seniman Indonesia disediakan wadah pada balai kebudayaan Keimin Bunka Shidoso. Para seniman yang aktif ialah: Agus Jaya, Otto Jaya, Zaini, Kusnadi dll. Kemudian pada tahun 1945 berdiri lembaga kesenian dibawah naungan POETRA (Pusat tenaga Rakyat) oleh empat sekawan: Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH. Mansur
Pada masa ini seniman banyak teroragisir dalam kelompok – kelompok diantaranya:
Sanggar seni rupa masyarakat di Yogyakarta oleh Affandi, Seniman Indonesia Muda (SIM) di Madiun, oleh S. Sudjoyono, Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Djajanegara asmoro, Himpunan Budaya Surakarta (HBS) dll
Affandi, Potret Diri
Affandi, Kuda Putih
6.
Masa Pendidikan Seni Rupa Melalui Pendidikan Formal
Pada tahun 1950 di Yogyakarta
berdiri ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) yang sekarang namanya menjadi STSRI
(Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia) yang dipelopori oleh RJ. Katamsi, kemudian
di Bandung berdiri Perguruan Tinggi Guru Gambar (sekarang menjadi Jurusan Seni
Rupa ITB) yang dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarja. Selanjutnya LPKJ (Lembaga
Pendidikan Kesenian Jakarta) disusul dengan jurusan – jurusan di setiap IKIP
Negeri bahkan sekarang pada tingat SLTA
Kucing Hitam Merah Karya Popo Iskandar
Lukisan Karya Barli Sasmita
Sri Hadi, Tari Bedoyo Ketawang dengan 5 penari jawa (tahun 2005) , ukuran 2 x 1.5 M, oil 0n canvas
Kucing Hitam Merah Karya Popo Iskandar
Lukisan Karya Barli Sasmita
Sri Hadi, Tari Bedoyo Ketawang dengan 5 penari jawa (tahun 2005) , ukuran 2 x 1.5 M, oil 0n canvas
Pada tahun 1974 muncul para seniman Muda baik yang berpendidikan formal maupun otodidak, seperti Jim Supangkat, S. Priaka, Harsono, Dede Eri Supria, Munni Ardhi, Nyoman Nuarta, dll. Gerakan ini menciptakan karuya seni yang betul-betul berbeda daripada masa sebelumnya baik dari segi ide, tema, media
Karya Dede Eri Supria
Dede Eri Supria Lukisan gaya Indonesia baru
KaryaSeni Patung Nyoman Nuarta, Telapak Tangan
Sumber:
1.
M. Agus Burhan, Perkembangan Seni Lukis, Mooi Indie
sampai Persagi di Batavia, 1900-1942, Galeri Nasional Indonesia.
2.
Berbagai sumber di Laman Internet
2 komentar:
Assalam'mualaikum pak.terima kasih atas blognya jadi memudahkan dalam mengerjakan tugas.
Ya trims sama-sama..
Posting Komentar